Senin, 30 November 2009

Selandia Baru Akan Ditabrak Gunung Es

INILAH.COM – Otoritas maritim Selandia Baru menghadapi bongkahan es yang menjelajah dari Antartika. Kapal laut diperingatkan untuk berhati-hati karena ada potensi bahaya.

Proses rutin alami ini terjadi karena ada penurunan temperatur selama beberapa tahun terakhir. Kapal laut diberi peringatan dan otoritas maritim memonitor pergerakan ratusan bongkahan es yang ada di sepanjang Selandia Baru di selatan Laut Pasifik.

Area ini memang bukan jalur pelayaran utama dan hanya sedikit pelaut yang pergi melaut pada bulan November.

Tetapi kapal laut yang berlayar di sepanjang jalur tersebut memang diproteksi dan berpotensi rusak karena berbenturan dengan bongkahan es yang 90% massa utamanya ada di bawah permukaan laut.

Pada minggu ini, otoritas memberikan peringatan setelah foto satelit menunjukkan ratusan bongkahan es perlahan tapi pasti bergerak menuju Selandia Baru.

"Hal tersebut adalah pertanda pada pelayaran bahwa ada potensi bahaya yang mengancam," tegas Juru Bicara Angkatan Laut Selandia Baru Sophie Hazelhurst.

Sejumlah besar bongkahan es yang mengambang mendekati Selandia Baru memang dapat dilihat dari tepi pantai, peristiwa seperti ini terjadi sejak 1931.

Kelompok bongkahan es yang paling dekat sekitar 100-200 meter besarnya meluncur mendekati Pulau Stewart pada jarak 260km. Sangat sulit mengatakan berapa besar pastinya bongkahan es tersebut jika dilihat dari satelit.

Oseanografi Selandia Baru Mike Williams mengatakan bahwa bongkahan es tersebut berkecepatan sekitar 25km/hari dan dia berharap sebagian besar tidak akan bisa mencapai Selandia Baru, sama halnya dengan kejadian pada tahun 2006, di mana arah berubah karena angin dan arus laut.

Seorang Ilmuwan National Institute of Water Atmospheric Research mengatakan es ini datang dari pecahan Laut Ross pada tahun 2000.

Bongkahan es secara rutin menjelajah sebagai bagian alami dari proses pembangunan gunung es. Seiring dengan peningkatan temperatur di belahan Peninsula Antartika sebuah area dekat Amerika Selatan yakni sebesar 5 derajat fahrenheit atau 3 derajat celcius dalam 60 tahun terakhir.

Gunung es itu pada akhirnya akan pecah dan berpisah.


Tidak ada komentar: