Kamis, 12 Februari 2009
Dua satelit berukuran besar masing-masing milik AS dan Rusia bertabrakan di ruang angkasa dan menghasilkan pecahan-pecahan kecil yang berserakan di orbit Bumi. Insiden tersebut terjadi di atas Siberia pada orbit setinggi 800 kilometer.
Kedua satelit masing-masing satelit komersial milik Iridium yang diluncurkan tahun 1997 dan sebuah satelit milik Rusia yang diluncurkan tahun 1993. Satelit Iridium seberat 560 kilogram, sedangkan satelit milik Russia seberat sekitar satu ton.
"Kami sadar hal seperti ini dapat terjadi kapan pun," ujar Mark Matney, peneliti sampah orbit di Johnson Space Center milik NASA di Houston. Ia mengatakan, tabrakan diperkirakan mungkin terjadi karena satelit milik Rusia sudah tak berfungsi dan kehilangan kendali.
Belum ada yang mengukur seberapa besar kekuatan tabrakan tersebut dan banyaknya pecahan yang dihasilkan. Badan antariksa AS, NASA, menyatakan perlu waktu sekitar satu minggu untuk menghitungnya.
Tabrakan tersebut dikhawatirkan membahayakan stasiun antariksa internasional (ISS) dan tiga orang awak yang kini tengah bertugas di sana. Namun, NASA yakin risiko tersebut kecil mengingat ISS beredar di orbit lebih rendah pada ketinggian 430 kilometer.
"Sejauh ini, baru terlihat lusinan pecahan. Saya memperkirakan sampai ratusan pecahan jika pengamatan tuntas," ujar juru bicara badan antariksa Rusia (Roskosmos) Alexander Vorobyev. Namun, pecahan kecil dalam skala mikrometer diyakini mencapai ribuan.
Ini merupakan peristiwa tabrakan satelit terhebat yang pernah tercatat dalam sejarah. NASA mencatat empat tabrakan serupa, tetapi melibatkan obyek kecil atau satelit kecil.
1 komentar:
salambisnis dot kom
Posting Komentar